Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-17 23:01:31【Tempat Makan】542 orang sudah membaca
PerkenalanAnggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka berkunjung ke Pabrik Gula (PG) Gempolkrep di Kab

Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia,
Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendorong kemandirian industri gula nasional dari hulu ke hilir demi mewujudkan swasembada gula serta Save Molases Nasional.
"Perjuangan kita bukan hanya untuk swasembada gula tapi juga Save Molases Nasional. Mari kita dukung Presiden Prabowo yang sangat memperhatikan keberlangsungan industri gula Indonesia," kata Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka di Surabaya, Senin.
Save Molases Nasional sendiri merupakan sebuah target baru pemerintah Indonesia untuk mengamankan dan mengoptimalkan pemanfaatan molases atau tetes tebu secara nasional khususnya dalam konteks industri gula dan ketahanan pangan.
Menurut Rieke, langkah pemerintah sudah cepat dalam merespons persoalan penyerapan gula petani yang sebelumnya terdapat sekitar 100 ribu ton gula petani yang belum terserap.
Baca juga: ESDM gandeng industri singkong hingga tebu genjot produksi etanol
Persoalan itu, kata dia, telah teratasi melalui koordinasi lintas kementerian serta DPR RI dan dukungan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan pimpinan Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto akhirnya berkomunikasi dengan berbagai pihak hingga keluar anggaran dari kas negara sebanyak Rp1,5 triliun.
Anggaran tersebut digunakan untuk menugaskan dua pabrik gula BUMN yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk menyerap gula petani yang belum tertampung.
Ngak hanya itu, upaya diperkuat dengan kebijakan pemerintah yang telah menghapus Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen terhadap penjualan gula petani sehingga meningkatkan daya saing dan menunjukkan keberpihakan terhadap produksi dalam negeri.
Baca juga: SGN: Harga gula Rp14.500 per kilogram jaga keberlanjutan petani tebu
Selain menyoroti aspek hilir gula, Rieke juga menegaskan pentingnya pengembangan produk turunan tebu salah satunya molases atau tetes tebu yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.
Ia menyebutkan, molases berpotensi menjadi bahan baku penting bagi industri makanan, farmasi, kosmetik, dan energi baru terbarukan khususnya etanol.
“Karena pada 2027 kita akan menuju program E10,” kata Rieke.
Baca juga: Komisi VI DPR dan SGN pantau kesiapan industri bioenergi di Mojokerto
Suka(2)
Artikel Terkait
- Potret pembuat gelato Italia yang mengejar impian di Shanghai
- Protein hewani mudah diserap tubuh dan bantu pertumbuhan anak
- Kemarin, tambang ilegal hutan Sekotong dan insentif guru honorer naik
- BGN: Penerima manfaat MBG berpotensi tembus 40 juta akhir Oktober
- Kapolda: 80 persen SPPG sudah terbentuk di Aceh, guna dukung MBG
- Cara tukar tiket dan rundown konser DEADLINE BLACKPINK 2025 di Jakarta
- Kolaborasi kuliner Indonesia
- Segera Hadir, Terobosan Pengukuran Warna: HunterLab Agera L2
- Kondisi Pelabuhan Tanjung Perak usai kedatangan kontainer Cs
- Isaiah Hartenstein raih penghargaan Bob Lanier Community Assist
Resep Populer
Rekomendasi

Gibran serahkan laptop, PC, Starlink untuk empat sekolah di Manokwari

Kemenhub perkuat keselamatan penerbangan nasional lewat MOR

Sembilan SPPG di Bangli Bali kantongi SLHS

Jumlah SPPG di Banten baru 45 persen dari target 1.200 unit

Pemkot Jakbar tindaklanjuti kasus keracunan MBG di SDN Meruya Selatan

Sudinsos Jaksel bagikan bantuan makanan untuk penyintas banjir

Program MBG Lampung telah jangkau 86 persen penerima manfaat

AS siap uji senjata nuklir, Rusia sebut akan lakukan hal serupa